Analis Ramal Bitcoin Naik ke US$138.000 di Akhir 2025, Ini Faktornya!
Sebuah analisis terbaru dari 21Shares menyebut bahwa Bitcoin (BTC) diperkirakan berpotensi mencapai harga US$138.555 pada akhir 2025, didasarkan pada pola historis serta sinyal pasar saat ini yang menunjukkan bahwa aset kripto terbesar di dunia ini terus memperoleh dorongan dari ketidakpastian makroekonomi dan momentum on-chain yang kuat.
Menurut laporan 21Shares yang dikutip dari CoinDesk , siklus pasar saat ini memiliki kemiripan dengan tahun 2021, di mana sebuah guncangan besar, yakni pelarangan aktivitas mining kripto di Tiongkok, sempat memicu koreksi pasar tanpa mengubah arah tren jangka panjang yang tetap menguat. Kini, rasa kecewa terhadap kebijakan makro serta meningkatnya likuiditas global dinilai memainkan peran serupa.
Pergerakan harga Bitcoin menunjukkan ketahanan pasar, bukan ketakutan. Hingga artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$87.500, naik dari level terendah bulanan di US$75.000 pada awal April.
Baca juga: Perusahaan Komputer Kuantum Ini Tantang Publik Bobol Kriptografi Bitcoin, Hadiahnya 1 BTC
Bitcoin Semakin Tangguh Hadapi Guncangan Ekonomi
Yang membedakan kondisi sekarang dengan siklus sebelumnya adalah cara pasar merespons guncangan. Misalnya, saat terjadi kegagalan sistemik seperti runtuhnya Silicon Valley Bank, pasar tidak lagi panik dan menjual aset secara masif. Justru, momen seperti ini memperkuat persepsi bahwa Bitcoin adalah alat lindung nilai terhadap risiko sistem keuangan tradisional.
21Shares juga menyoroti meningkatnya adopsi Bitcoin di negara-negara dengan tingkat inflasi tinggi dan krisis mata uang, seperti Argentina dan Turki. Masyarakat di negara-negara tersebut makin mengandalkan Bitcoin sebagai alternatif yang lebih stabil dibanding mata uang lokal mereka.
Menariknya, kegagalan internal dari dunia kripto sendiri, seperti kasus peretasan Bybit, tidak menggoyahkan kepercayaan investor terhadap Bitcoin. Berbeda dengan siklus sebelumnya, kini pasar tampaknya sudah mampu membedakan antara kegagalan aktor terpusat dan nilai fundamental dari protokol desentralisasi seperti Bitcoin.
Baca juga: Coinbase: Pasar Kripto Bearish, Potensi Pulih di Q3 2025
Momentum Kuat dari ETF dan Akumulasi Investor Jangka Panjang
Indikator on-chain seperti tren akumulasi dan perilaku investor jangka panjang menunjukkan bahwa Bitcoin sedang berada dalam fase konsolidasi, bukan mendekati puncak siklus. Di sisi lain, aliran dana dari ETF spot yang terus meningkat, kejelasan regulasi yang mulai membaik, serta integrasi Bitcoin dengan sektor keuangan tradisional semakin memperkuat reli harga saat ini.
Meski masih ada kemungkinan koreksi jangka pendek hingga ke rata-rata pergerakan 200 hari di kisaran US$77.000, secara umum struktur pasar menunjukkan peluang pertumbuhan berkelanjutan. Jika proyeksi US$138.555 tercapai, maka ini akan mewakili kenaikan sebesar 58% dari level harga saat ini.
Prediksi ini serupa dengan apa yang diperkirakan oleh ekonom Timothy Peterson, yang menghitung bahwa Bitcoin dapat naik setinggi US$138.000 dalam tiga bulan ke depan.
Ia mengutip, Bitcoin sedang menavigasi kondisi ekonomi makro yang sangat tidak biasa sebagai akibat dari perang dagang AS yang sedang berlangsung, tetapi sejarah masih menawarkan petunjuk ke mana arah pergerakan harga Bitcoin selanjutnya.
Bagi Peterson, Indeks Imbal Hasil Tinggi AS, yang saat ini mencapai lebih dari 8%, memegang peran kunci.
“Ini telah terjadi 38 kali sejak 2010 (data bulanan). 3 bulan kemudian: Bitcoin naik 71% pada saat itu. Keuntungan rata-rata adalah +31%. Jika turun lebih rendah, kerugian terburuknya adalah -16%,” ringkasnya.
Baca juga: Bitcoin Pulih ke US$87.000, Cerminkan Pergerakan Emas
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Polisi Hong Kong menangkap 12 orang yang diduga mencuci $15 juta melalui toko pertukaran kripto
Polisi Hong Kong menargetkan sindikat pencucian uang lintas batas dengan penggerebekan yang berujung pada penangkapan 12 orang, kata polisi. Uang tersebut, sebagian berasal dari penipuan, diubah menjadi kripto melalui toko pertukaran over-the-counter sebagai cara pencucian uang.

Pengacara pembela dalam kasus Samourai, Tornado Cash menuduh jaksa menyembunyikan bukti yang meringankan
Pengacara dalam kasus Samourai Wallet dan Tornado Cash menuduh jaksa menahan panggilan telepon yang mereka katakan bisa menjadi bukti penting untuk pembelaan mereka. Dalam panggilan telepon tersebut, karyawan senior FinCEN menyarankan kepada jaksa pemerintah bahwa protokol non-kustodian mungkin tidak memenuhi syarat sebagai bisnis layanan uang, elemen kunci dari beberapa tuduhan. Jaksa dalam kasus Samourai meremehkan tuduhan tersebut, dengan berargumen bahwa panggilan itu telah diungkapkan secara adil sebelum persidangan dan mewakili "inf" karyawan tersebut.

Presiden Argentina Milei melewatkan sidang perdata saat hakim kasus Libra memerintahkan catatan bank dibuka
Ringkasan Cepat Seorang hakim yang mengawasi kasus terhadap Presiden Argentina atas promosinya terhadap mata uang kripto yang bergejolak meminta bank sentral negara tersebut untuk membuka catatan bank presiden, bersama dengan catatan bank saudara perempuannya, menurut laporan media lokal. Presiden, Javier Milei, juga dilaporkan gagal menghadiri atau mengirim pengacara ke sidang mediasi dalam kasus perdata terpisah. Milei menghadapi seruan untuk pemakzulan dan tuduhan penipuan setelah dia secara terbuka mendukung token Libra, yang nilainya anjlok tak lama kemudian.

Trump: “Banyak Hal Baik” Datang ke AS Bulan Depan

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








