Tiongkok Naikkan Tarif Impor 125% Terhadap AS, Bitcoin Tak Bereaksi
Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, menunjukkan pergerakan yang relatif stagnan di tengah memanasnya tensi perdagangan antara dua kekuatan ekonomi global, Tiongkok dan Amerika Serikat.
Data dari CoinMarketCap pada Jumat (11/4/2025), Bitcoin cenderung stabil dengan harga diperdagangkan di kisaran US$81.500, hanya turun kurang dari 1% dalam 24 jam terakhir. Adapun volume perdagangan harian tercatat menurun signifikan hingga 40% menjadi sekitar US$45 miliar.

Aset kripto besar lainnya termasuk Ether (ETH) turun lebih dari 2% di kisaran US$1.500, sementara XRP (XRP) dan Solana (SOL) masing-masing naik 1% dan 2%.
Baca juga: Arthur Hayes: Perang Dagang AS-Tiongkok Bisa Picu Modal Lari ke Bitcoin
Ketegangan Perang Dagang Tiongkok-AS
Menurut laporan BBC News , Kementerian Keuangan Tiongkok resmi menaikkan tarif impor terhadap sejumlah produk asal AS hingga 125%. Langkah ini hanya berselang dua hari dari kebijakan sebelumnya yang sudah menaikkan tarif menjadi 84%, sebagai respons atas tarif impor baru yang dikenakan oleh Washington terhadap barang-barang Tiongkok.
Kebijakan tarif terbaru ini langsung berlaku dan disampaikan bersama pernyataan keras dari pejabat tinggi Tiongkok. Kementerian Luar Negeri menyebut tindakan Amerika sebagai bentuk hegemoni dan perundungan ekonomi, sementara Kementerian Perdagangan mengecamnya sebagai “kesalahan yang berulang dan berbahaya.”
Meski demikian, Beijing menyatakan tidak berniat memperluas eskalasi, namun tetap mengingatkan bahwa tekanan tarif lanjutan dari AS dapat melanggar prinsip-prinsip perdagangan internasional.
Kenaikan tarif terbaru ini menandai babak lanjutan dari konflik dagang yang telah berlangsung sejak era Presiden AS Donald Trump. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara terus saling menaikkan bea masuk, dan kini tarif 125% menjadi tonggak baru yang menunjukkan betapa dalamnya ketegangan ekonomi bilateral ini telah berkembang.
Di sisi lain, Taiwan yang terletak di antara dua raksasa ini mulai merapatkan barisan dengan AS. Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengonfirmasi bahwa negaranya telah memulai tahap awal negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. Penurunan tarif ekspor Taiwan dari 32% menjadi 10% menjadi momentum strategis bagi Taipei untuk memperkuat posisi industri domestik di tengah gejolak perdagangan global.
Baca juga: 3 Alasan Bitcoin Berpotensi Reli Meski Perang Dagang Mengancam
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Dompet Kripto Exodus dan Atomic Disusupi Malware Diam-Diam

RUU Baru Buka Jalan Kripto untuk Bayar Pajak di New York

CZ meremehkan klaim WSJ bahwa dia memberikan bukti melawan Justin Sun sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan
Tinjauan Cepat Sebuah laporan terbaru dari Wall Street Journal menuduh pendiri Binance, Changpeng "CZ" Zhao, memberikan bukti melawan pendiri TRON, Justin Sun, sebagai bagian dari kesepakatan pembelaannya dengan Departemen Kehakiman AS. Laporan WSJ juga mengklaim bahwa eksekutif Binance sedang melobi Departemen Keuangan untuk mengurangi pengawasannya terhadap bursa tersebut pada saat yang sama bursa tersebut mempertimbangkan untuk mencantumkan stablecoin USD1 baru dari World Liberty Financial yang terkait dengan Trump. CZ menjalani hukuman empat bulan setelah mengaku bersalah

Bombie Memperluas ke Film dan Musik, Staking IAS Meningkatkan Pengembalian Jangka Panjang

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








