Jaringan Narkoba Dark Web Terbongkar: Kripto Fasilitasi Transaksinya
Enam warga Texas dinyatakan bersalah terkait jaringan perdagangan narkoba skala besar yang diperjualbelikan melalui dark web dan menggunakan kripto sebagai alat transaksinya. Mereka telah dijatuhi hukuman di pengadilan federal di Cincinnati.
Pengadilan menyebutkan bahwa dari Juli 2019 hingga Desember 2020, para terdakwa mendistribusikan methamphetamine dalam jumlah besar yang diproses sedemikian rupa sehingga menyerupai pil Adderall.
Para pelaku tersebut menggunakan dark web untuk menjual narkoba dan mencuci antara US$15.000 hingga US$50.000 setiap bulan melalui mata uang kripto. Jaringan ini mengirimkan narkoba ke seluruh Amerika Serikat, termasuk ke Distrik Selatan Ohio, menggunakan layanan pos.
Kripto Digunakan untuk Transaksi Narkoba
Para pelaku beroperasi di dark web dengan nama “Loverbois” dan sejumlah nama pengguna lainnya. Rata-rata, mereka menerima sekitar 20 pesanan per hari, dan penjualannya menggunakan aset kripto .
Salah satu terdakwa utama, Hung Ahn Huy Phung, yang berusia 26 tahun, diketahui menjalankan akun-akun Loverbois selama sebagian besar periode konspirasi. Ia menerima pesanan secara online dan memperoleh pil dari dua terdakwa lainnya, Kevin Tran dan Bernardo Guzman.
Guzman, yang berusia 31 tahun, diketahui memiliki alat pembuat pil serta mixer industri di apartemennya di Houston. Phung sempat tinggal di sana untuk beberapa waktu. Di apartemen tersebut juga tinggal Chazton Harris, yang turut memproses pil-pil narkoba untuk didistribusikan.
Stephanie R. Pray, yang berusia 35 tahun, berperan membantu Guzman dengan mengurus pengadaan, pengemasan, dan pengiriman pil-pil tersebut.
Kevin Tran, 25 tahun, dijatuhi hukuman 60 bulan penjara karena menyediakan pil kepada Phung untuk dijual. Sementara itu, Chazton Harris, 29 tahun, menerima hukuman 74 bulan penjara atas keterlibatannya dalam memproduksi dan mendistribusikan narkoba dari apartemen Houston tersebut.
John G. Dang, 24 tahun, juga berasal dari Houston, mendapat hukuman 75 bulan penjara. Ia bertugas untuk mengemas pil-pil tersebut dan mengatur pengiriman serta pembayaran melalui kripto, grup ini menjual setidaknya 11,98 kilogram methamphetamine dalam bentuk pil.
Transaksi Bulanan Capai US$50.000
Jaringan ini mengandalkan cryptocurrency untuk mencuci uang hasil penjualan narkoba, dengan transaksi bulanan yang bervariasi antara US$15.000 hingga US$50.000.
Mata uang kripto memberikan celah bagi mereka untuk mengaburkan jejak transaksi. Peran kripto dalam transaksi gelap semacam ini menjadi sorotan, mengingat sifatnya yang anonim dan sulit dilacak, apalagi bila menggunakan crypto mixer .
Bahkan, dalam pengungkapan jaringan ini, ditemukan bahwa mereka menggunakan opsi pembayaran kripto untuk mengirimkan pil-pil tersebut ke agen penegak hukum yang menyamar di Distrik Selatan Ohio.
Penggunaan layanan Pos Amerika Serikat untuk distribusi lebih lanjut memperkuat skema mereka, dengan pil-pil yang dikirimkan ke berbagai wilayah di negara tersebut.
Pihak berwenang berhasil membongkar operasi ini melalui transaksi undercover, yang kemudian mengarahkan penyelidikan lebih lanjut hingga ke para pelaku utama.
Dalam pengadilan, disebutkan bahwa transaksi narkoba dilakukan dengan sistematis, mulai dari pemesanan online hingga pengiriman melalui kurir, semua dilakukan dengan kedok bisnis yang rapi dan tersembunyi di balik identitas virtual mereka di dark web.
Kripto Masih Rentan Digunakan untuk Tindak Kejahatan
Perdagangan narkoba yang dimediasi oleh kripto sebagian besar terjadi di Darknet Marketplaces (DNMs), yaitu platform perdagangan global ilegal multi-vendor yang berada di “darknet,” bagian terenkripsi dari internet yang tidak dapat diakses melalui peramban internet standar dan tidak diindeks oleh mesin pencari.
Jaringan DNMs ini adalah bentuk kejahatan transnasional terorganisir yang menggabungkan jaringan anonimisasi dan mata uang kripto dengan teknologi enkripsi. Mereka berbeda dengan toko single-vendor independen yang juga menjual obat-obatan terlarang, serta dari jenis toko penipuan lainnya.
Menurut penelitian TRM Labs, sebanyak US$1,49 miliar dihabiskan untuk DNMs pada tahun 2022, dengan lebih dari 80 persen di antaranya terjadi di pasar DNMs berbahasa Rusia. Sebagai perbandingan, DNM Bitcoin terbesar di Barat saat ini, yaitu ASAP Market, hanya menyumbang kurang dari 10 persen dari pangsa pasar global.
Sebagian besar DNMs berbahasa Rusia hanya mendukung Bitcoin, tanpa pilihan mata uang privasi lainnya, yang mencerminkan risiko yang mereka anggap lebih rendah untuk ditangkap oleh pihak berwenang.
Sementara itu, DNMs Barat cenderung menerapkan langkah-langkah keamanan operasional di blockchain dan hanya menawarkan Monero bersamaan dengan Bitcoin .
Jaringan narkoba Loverbois hanyalah salah satu contoh bagaimana pelaku tindak kejahatan memanfaatkan teknologi kripto untuk mendukung perdagangan ilegal di internet.
Meski berbagai upaya telah dilakukan untuk memperketat pengawasan, sifat kripto yang anonim dan sulit dilacak tetap menjadikannya ala transaksi yang sangat menarik bagi pelaku kriminal . [dp]
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
Lunex vs PEPE dan BRETT: Kripto Baru yang Panas Mencuri Perhatian dalam Pertarungan dengan Koin Meme Teratas
Saat Harga POL dan Aptos Turun, Imbalan Staking Rollblock Menarik Investor Jangka Panjang
XRP Ledger Mengaktifkan Amandemen Oracle Harga Krusial: Inilah Alasan Mengapa Ini Penting