Kraken Gagal Menghindari Gugatan SEC yang Menuduh Operasi Tanpa Registrasi
Pemberitahuan: Penting untuk diingat bahwa investasi di crypto memiliki risiko tinggi. Artikel ini disediakan sebagai informasi dan bukan sebagai saran investasi. Dengan menggunakan situs ini, Anda menyetujui syarat dan ketentuan kami. Kami mungkin saja menggunakan tautan afiliasi dalam konten kami dan menerima komisi.
Kraken, salah satu bursa cryptocurrency tertua, kini menghadapi pengawasan ketat dari U.S. Securities and Exchange Commission (SEC). SEC menuduh Kraken beroperasi sebagai bursa sekuritas tanpa registrasi yang sah, dan tuduhan ini baru-baru ini dipertahankan oleh hakim federal.
Apa yang akan terjadi selanjutnya pada aset digital di bawah pengawasan lembaga-lembaga regulasi ini?
Kraken Gagal Menghadapi Gugatan dan Tuduhan SEC
Masalah hukum yang dihadapi Kraken dimulai pada November 2023 ketika SEC mengajukan gugatan terhadap bursa tersebut, menuduh Kraken memfasilitasi transaksi sekuritas tanpa registrasi yang sah.
Di bawah kepemimpinan Gary Gensler, SEC sangat tegas dalam pendapatnya bahwa sebagian besar token digital dapat dikategorikan sebagai sekuritas, sehingga harus tunduk pada regulasi mereka.
Kraken, seperti banyak platform crypto lainnya, berpendapat bahwa regulasi SEC seharusnya tidak mencakup aset digital, karena menganggap lembaga tersebut telah melebihi batas wewenangnya.
Hakim Distrik AS William H. Orrick baru-baru ini menolak mosi Kraken untuk membatalkan gugatan tersebut.
Dalam putusannya, Hakim Orrick menyatakan bahwa SEC telah “secara wajar mengklaim” bahwa beberapa transaksi cryptocurrency yang difasilitasi Kraken bisa dianggap sebagai kontrak investasi, yang membuatnya tunduk pada hukum sekuritas.
Keputusan ini menjadi pukulan berat bagi Kraken, yang selama ini memosisikan dirinya sebagai pembela kuat terhadap apa yang dianggapnya sebagai intervensi berlebihan oleh regulator.
Gugatan SEC juga menuduh Kraken salah dalam mengelola aset pelanggan, termasuk mencampur adukkan aset pelanggan dengan aset mereka sendiri, serta gagal melindungi informasi pelanggan dengan baik.
Token digital yang disebutkan dalam kasus ini termasuk nama-nama besar seperti Cardano’s ADA, Cosmos’s ATOM, dan Solana’s SOL, di antara beberapa lainnya.
Kasus ini berpusat pada penerapan tes Howey, sebuah standar hukum yang berasal dari kasus Mahkamah Agung AS tahun 1946 yang menentukan apakah transaksi tertentu dapat diklasifikasikan sebagai kontrak investasi.
Apakah Ini Akhir Bagi Kraken? Atau Awal Baru bagi Crypto di AS?
Kasus Kraken bukanlah kejadian yang terisolasi, melainkan bagian dari tindakan keras SEC yang lebih luas terhadap industri cryptocurrency. Ada tekanan besar terhadap crypto saat ini.
SEC telah meluncurkan gugatan serupa terhadap perusahaan crypto besar lainnya, seperti Binance dan Coinbase , yang juga mengalami kesulitan dalam menghadapi tuduhan terhadap mereka.
Di bawah kepemimpinan Gensler, SEC semakin giat dalam upaya membawa pasar crypto di bawah regulasi mereka, dengan alasan bahwa tindakan ini diperlukan untuk melindungi investor dan menjaga stabilitas pasar.
Untuk Kraken, putusan ini berarti bursa tersebut harus bersiap menghadapi SEC di pengadilan, dengan kemungkinan tanggal sidang pada Oktober 2024.
Hasil dari kasus ini dapat menetapkan preseden baru dalam regulasi aset digital di Amerika Serikat, yang berpengaruh pada cara token diklasifikasikan hingga tanggung jawab bursa dalam mengelola aset pelanggan.
Dengan miliaran dolar yang dipertaruhkan, hasil akhir dari kasus Kraken dapat membawa pada regulasi yang lebih transparan atau malah memperdalam jurang antara industri crypto dan regulator keuangan tradisional.
Yang juga patut diperhatikan, Australian Securities and Investments Commission (ASIC) memenangkan kasus di pengadilan melawan Bit Trade , operator Kraken di Australia, karena gagal memenuhi kewajiban desain dan distribusi.
Pengadilan Federal memutuskan bahwa Bit Trade telah melanggar Corporations Act dengan menawarkan produk margin trading tanpa penentuan pasar target yang jelas, yang melanggar persyaratan regulasi sejak Oktober 2021.
Ketidakpatuhan Bit Trade berfokus pada penawaran produk perpanjangan margin baik dalam cryptocurrency maupun mata uang fiat tanpa melakukan perancangan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Australia, seperti yang diwajibkan oleh hukum.
ASIC berargumen bahwa kurangnya penentuan pasar target pada produk tersebut serta penyediaan perpanjangan kredit 5x melanggar regulasi, yang kemudian berujung pada gugatan perdata yang diajukan pada September 2023.
Ingin tahu lebih lanjut tentang crypto yang akan naik di masa depan? Baca artikel kami yang mengulas crypto yang akan naik untuk mendapatkan informasi tentang potensi aset digital yang mungkin memberikan keuntungan besar di tahun-tahun mendatang.
Untuk Anda yang tertarik dengan ICO dan presale terbaru, simak artikel kami tentang ICO Crypto terbaik yang bisa menjadi peluang investasi menarik di pasar crypto. Dapatkan informasi lengkapnya sekarang!
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Anda mungkin juga menyukai
Lengan Pembiayaan Perdagangan Tether Memfasilitasi Kesepakatan Minyak Mentah Senilai $45 Juta
Visi Bitcoin Reserve Trump: Kepemimpinan AS dalam Mata Uang Digital
USDT Jadi Pemain Baru di Minyak Timur Tengah, Kok Bisa?
Bersiap! Altcoin Bakal Naik Gila-Gilaan Jika Ini Terjadi